Pondok Bebek Al-Falah: Inovasi Peternakan Berbasis Pesantren di Gorontalo

Bebek Jawa umur 4 hari di Pondok Bebek Al-Falah Sabtu 15 /2/2/25( F. Fahri)
Bebek Jawa umur 4 hari di Pondok Bebek Al-Falah Sabtu 15 /2/2/25( F. Fahri)
Otanaha.id -

Gorontalo – Pondok Pesantren Al-Falah di Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, tak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga mengembangkan kemandirian ekonomi melalui peternakan bebek. Usaha yang dimulai sejak akhir 2022 ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi pesantren, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pelatihan soft skill bagi santri dan alumni yang ingin belajar wirausaha di sektor peternakan.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah, Dr. Munkizul Uman Kau, M.Phil, pemilihan bebek sebagai hewan ternak didasarkan pada beberapa pertimbangan. Dibandingkan ayam, bebek lebih mudah dipelihara, lebih tahan terhadap penyakit, serta hanya membutuhkan perawatan sekitar 1 hingga 1,5 jam per hari. Dengan demikian, usaha peternakan ini dapat berjalan tanpa mengganggu aktivitas utama di pesantren, bahkan bisa dijalankan oleh mitra yang memiliki pekerjaan lain.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah, Dr. Munkizul Uman Kau, M.Phil
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah, Dr. Munkizul Uman Kau, M.Phil

Sistem Kemitraan dan Pola Pemeliharaan

Peternakan ini menerapkan sistem kemitraan dengan peternak di sekitar Gorontalo. Bebek dipelihara secara intensif di pesantren hingga usia 20 hari, sebelum kemudian digembalakan di sawah hingga mencapai usia panen, sekitar 2 hingga 3 bulan. Skema ini sangat membantu mitra peternak yang terkendala modal dan fasilitas pemeliharaan awal, karena pembayaran kepada pondok dilakukan setelah panen.

Dari segi pemasaran, permintaan terbesar datang dari luar Gorontalo, terutama Sulawesi Utara, dengan jumlah lebih dari 1.000 ekor per pekan. Sementara itu, pasar lokal di Gorontalo didominasi oleh rumah makan, dengan permintaan sekitar 50 ekor per pekan.

Meskipun berjalan cukup baik, usaha ini menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah ketersediaan pakan. Pakan khusus bebek tidak tersedia di Gorontalo dan harus dipesan dari luar daerah, sehingga waktu tunggu cukup lama. Untuk mengatasi hal ini, pondok mulai memproduksi pakan sendiri guna menekan biaya operasional.

Selain itu, perawatan bebek usia 0-20 hari menjadi tantangan tersendiri, terutama di musim hujan. Meskipun bebek merupakan hewan air, mereka tetap membutuhkan tempat yang kering untuk beristirahat agar tidak mudah sakit.

Pada akhir 2023, Pondok Pesantren Al-Falah menerima bantuan dari Kementerian Agama berupa peralatan pencetak pakan dan alat pemeliharaan lainnya. Bantuan ini sangat membantu pengembangan peternakan. Namun, hingga awal 2025, pondok masih berupaya mencari dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak untuk memperluas usaha ini.

“Peternakan bebek ini bukan hanya untuk ekonomi pondok, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan santri serta masyarakat sekitar. Kami berharap ada lebih banyak dukungan dari pemerintah maupun pihak lain yang peduli terhadap kemandirian pesantren,” ujar Dr. Munkizul Uman Kau.

Pondok Pesantren Al-Falah juga membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ingin beternak bebek. Harga bibit bebek dijual Rp10.000 per ekor, sementara bebek dewasa atau siap potong dijual Rp50.000 per ekor (belum dibersihkan) dan Rp55.000 per ekor (sudah dibersihkan).

Selain itu, pondok juga menerima pesanan bebek siap saji dalam berbagai olahan, seperti bebek bakar, bebek goreng, dan bebek bumbu rempah (RW), dengan harga terjangkau Rp100.000 per ekor.

Dengan konsep peternakan berkelanjutan berbasis pesantren, Pondok Bebek Al-Falah menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan beriringan, memberikan manfaat luas bagi masyarakat Gorontalo dan sekitarnya.